Sejarah lokal dan historiografi tradisional
Karateristik
historiografi tradisional ada usaha untuk memperbandingkan dengan historiografi
modern. Misalnya, apabila sumber sejarah modern mengandung gambaran peristiwa
yang faktual (adanya fakta), sedangkan sumber sejarah tradisional tersebut
cinderung mengabaikan unsur-unsur fakta karena dipengaruhi atau dikaburkan oleh
sistem kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakatnya. hal yang dianggap
berpengaruh terhadap karya-karya sastra sejarah ialah kepercayaan tentang
kekuatan “sekti” (sakti), pangkal berbagai peristiwa, yang menyangkut kehidupan
manusia.Karateristik historiografi tradisioanl adalah kepercayaan terhadap
kekuatan magis atau sihir yang dilakukan tokoh-tokoh tertentu. Perbuatan-
perbuatan magis dihubungkan dengan tokoh-tokoh raja atau penguasa yang menjadi pusat
perhatian gambaran historiografi traisional. dimaksudkan untuk
mengagung-agungkan tokoh sentral mayarakat tradisional tersebut, sekaligus
sebagi dasar bagi usaha memberikan legitimasi bagi kedudukan raja.
J.L.A
Brandes menganggap adanya usaha untuk menyambungkan gambaran fiksi dari jaman
lampau yang mistis dengan gambaran peristiwa nyata yang terjadi kemudian.
Husein Djajadiningrat menyimpulkan bahwa naskah-naskah seperti babad sedikit
banyak uraian sejarah (mengandung unsur sejarah) yang mengalami proses
penulisan kembali yang didasarkan pada rumus-rumus tertentu. terbatasnya
pengetahuan ahli-ahli sejarah tentang bahasa-bahasa dan satra asia, terutama
masalah metodologi dan sumber-sumber sejarah.
Ricklef
beranggapan bahwa dokumen pribumi memerlukan analisis kritis yang sama dengan
dokumen barat. Soewito Santoso dengan tegas menyatakan bahwa jelaslah bagi kita
sekarang bahwa sumber-sumber sejarah kita sendiri tidaklah boleh dikesampingkan
dalam telaah sejarah nasional kita. naskah seperti babad mempunyai nilai
sejarah, pihak-pihak yang mau menggunakan sebagai sumber sejarah harus memiliki
pengetahuan serta ketrampilan yang memadai dalam memetik isinya,
Penulisan
sejarah di Indonesia bermula dari apa yang disebut historiografi tradisional
dengan cirri-ciri khusus. Perkembangan makin terspesialisasikannya studi
sejarah tersebut ke arah bidang-bidang (tema-tema) yang sangat khusus. ada 2
kecenderungan utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Pertama, hal ini
dihubungkan dengan karakteristik dari studi bangsa Barat tentang Asia, terutama
sesuadah Perang Dunia II. Para sejarawan cenderung tertarik dengan perkembangan
sejarah yang lebih kontemporer dari pada sejarah klasik. Dan ikut membawa
pergeseran kea rah pendekatan ini ialah perdebatan di kalangan ahli-ahli
linguistic dan sastra yang menyangkut kritik “strukturalis”. Sebagai kontras
dari suasana kehidupan pedesaan, ialah suasana kota yang juga merupakan studi
sejarah yang lebih mengkhususkan diri dengan sejarah perkotaan (urban history)
Untuk
membuat rumusan yang tegas tentang apa yang dimaksud sejarah sosial memang
masih sulit. namun yang paling sederhana adalah pendapat dari J.J Hecht yang
merumuskan bahwa sejarah sosial idealnya sebagai “studi tentang struktur dan
proses tindakan serta tindakan timbal balik manusia sebagaimana telah terjadi
dalam konteks sosio-kultural dalam masa lampau yang tercatat”. Penjelasan Hecht
dikaitkan dengan penegasan Taufik
Abdullah tentang sejarah sosial. Abdullah mengemukakan 5 hal yang menjadi
cakupan dari studi sejarah sosial secara keseluruhan. Pertama, aspek lingkungan
alamiah masyarakat yang diteliti. Kedua, aspek cara bagaimana masyarakat
mengatur dan menyususn dirinya yang berkaitan dengan masalah struktur sosial.
Ketiga, aspek cara berfungsinya struktur tersebut yang menyangkut sumber daya
alam dan manusia yang memungkinkan masyarakat juga berfungsi. Keempat, aspek
masalah sosial dan usaha untuk mengatasinya. Kelima, aspek adapatasi kultural,
yaitu bagaimana masalah sosial itu diselesaikan atau dielakkan/ditunda yang
semuanya menyangkut unsur nilai dalam masyarakat tersebut.
Sejarah
pedesaan adalah sejarah yang khusus meneliti tentang desa atau pedesaan,
walaupun sebenarnya sejarah pedesaan tidak bisa lepas dari konteks lingkungan
yang luas di luarnya (sejarah sosial), yakni lingkungan pedesaan dengan
berbagai permaslaahannya. Kuntowijoyo mengemukakan 5 permasalahan masyarakat
desa yang perlu diperhatikan. Pertama, masalah lingkungan ekologis desa serta
segala unsur-unsur prasarana desa. Kedua, menyangkut satuan sosial, seperti
keluarga, kelas sosial, kelompok agama dan budaya, serta kelompok etnik.
Ketiga, masalah organisasi-organisasi sosial, seperi lembaga pemerintahan desa,
lembaga ekonomi, lembaga sosial, dll. Keempat, hubungan sosial di lingkungan
masyarakat desa yang menyangkut masalah stratifikasi, integrasi, konflik,
mobilitas sosial, dsb. Kelima, masalah psikis kultural yang menyangkut adaptasi
kultural yang dilaksanakan pleh para penduduk desa, yang diakibatkan oleh
pengaruh dari luar.
Cara
terbaik untuk memberikan gambaran nyata dari rumusan pengertian sejarah kota
adalah dengan mengemukakan bidang-bidang kajian yang biasanya menjadi pusat
perhatian sejarawan kota. Bidang kajian tersebut antara lain: faktor
sosio-kultural, faktor perdagangan, faktor jaringan komunikasi, masalah
urbanisasi, dll.
0 komentar:
Post a Comment
BERKOMENTARLAH DENGAN BAIK DAN SOPAN!