Sejarah Lokal dan Tradisi Lisan
Kebiasaan penyusunan sejarah tidak bisa dilepaskan dari
budaya suatu masyarakat .Pernyataan ini bisa dihubungkan dengan penegasan
Sartono Kartodirjo yang menyatakan bahwa”penulisan sejarah sebagai salah satu
bentuk perwujudan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kultur dan
oleh karena itu senantiasa hidup dan bergerak. Sebagai suatu aspek budaya maka
kepentingan untuk menjelaskan atau memahami lingkungan sekitar itu adalah
sekaligus sebagai usaha untuk memberi pegangan pada masyarakat terutama generasi
berikutnya dalam menghadapi berbagai kemungkinan dari lingkungan itu. Di sini
tradisi lisan berfungsi sebagai alat ”mnenomik”,yaitu usaha untuk
merekam, menyusun dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Isi ceritanya juga makin lama makin dibumbui dengan
imbuhan yang disesuaikan dengan alam pikiran yang bersifat magis
religius.Pelaku-pelaku utama ceriteranya misalnya misalnya digambarkan sebagai
tokoh-tokoh yang memiliki kesaktian tertentu yang mampu melakukan
perbuatan-perbuatan yang penuh dengan kegaiban. Unsur yang terpenting dari
tradisi lisan.Seperti yang telah dikemukakan oleh vansina adalah pesan-pesan
verbal berupa pernyataan-pernyataan yang pernah dibuat di masa lampau oleh
generasi yang hidup sebelum generasi yang sekarang ini. Menurut Vansina,Tradisi
lisan bisa dibedakan menjadi beberapa jenis.Yang pertama berupa petuah-petuah
yang sebenarnya merupakan rumusan kalimat yang dianggap punya arti khusus bagi
kelompok,yang biasanya disusun berulang-ulang untuk menegaskan satu pandangan
kelompok yang diharapkan jadi pegangan bagi generasi-generasi berikutnya.
Bentuk yang kedua dari tradisi lisan ialah kisah tentang
kejadian-kejadian disekitar kehidupan kelompok,baik sebagai kisah perseorangan
atau sebagai kelompok.Adapum bentuk tradisi lisan yang ketiga adalah yang
sering disebut”ceritera kepahlawanan”,yang berisi bermacam-macam gambaran
tentang tindakan-tindakan kepahlawanan yang mengagumkan bagi kelompok
pemiliknya yang biasanya berpusat pada tokoh-tokoh tertentu dari kelompok
itu.Bentuk tradisi lisan yang terakhir yang disebutkan oleh Vansina adalah yang
bisa dimasukkan sebagai berbagai bentuk ceritera”dongeng” yang umumnya bersifat
fiksi belaka.Tradisi lisan sering dihubungkan dngan apa yang biasa disebut
folklore,karena folklorejuga menyangkut tradisi dalam kelompok masyarakat
tertentu.
0 komentar:
Post a Comment
BERKOMENTARLAH DENGAN BAIK DAN SOPAN!