KASUS MINAMATA 1959
Teluk Minamata terletak di kota
Minamata, Kumamoto Perfecture, Jepang. Tragedi ini tejadi pada tahun 1959,
sektor perekonomian utama di Minamata adalah perikanan. pada saat itu laporan
mengenai penyakit aneh di Minamata sangat banyak masuk pada pemerintah daerah
Kumamoto, Pasien menderita Kejang-kejang, tidak bisa bicara dengan jelas,
berjalan dengan terhuyung-huyung, lumpuh, koordinasi gerakan terganggu dan
gangguan fungsi kerja system syaraf lainnya. Ketika diamati lingkungan sekitar,
kucing juga menjadi gila, berjalan berputar-putar, terhuyung-huyung, bahkan
diceritakan sampai ada yang melompat ke laut. Tidak hanya itu, juga burung
camar dan gagak yang mati dan terlihat di sepanjang teluk Minamata.Yang lebih parahnya adalah
ketika anak-anak yang lahir dengan berbagai gejala, kelumpuhan, cacat,
keterbelakangan mental, bahkan ada yang meninggal beberapa hari setalah lahir.
Padahal orang tua sang bayi dalam keadaan sehat, tanpa menunjukkan
gejala-gejala tertentu. Hal ini menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah
lokal dan pusat. Apa penyebab terjadinya penyakit aneh ini.
Pabrik Chisso
Chisso yang didirikan pada tahun
1908, merupakan pabrik yang memproduksi pupuk kimia untuk pertanian dan salah
satu pabrik besar yang bergerak dalam bidang ini di Jepang. Perekonomian di
Minamata menjadi kuat seiring dengan perkembangan dan besarnya jumlah produksi
hasil indusri oleh Chisso.
Selain memproduksi pupuk kimia,
Chisso juga memproduksi Asam asetat (Acetic acid), Vinyl Chloryde dan plasticizers.
Dalam memproduksi asam asetat, Chisso menggunakan Methyl-mercury sebagai
catalyst untuk membuat Acetaldehyde, Acetaldehyde inilah yang nantinya akan
diubah menjadi asam asetat. Dengan sistem pengolahan limbah yang sangat buruk,
Chisso membuang sampah Methyl-mercury ke teluk Minamata, hal inilah yang
menjadi cikal bakal tragedy Minamata.
Tragedi Minamata
Tragedi minamata terjadi akibat
penumpukan (Bioakumulasi) zat methyl-mercury pada tubuh manusia. Proses
bioakumulasi terjadi karena zat methyl-mercury telah masuk ke dalam rantai
makanan; laut yang telah tercemar menyebabkan plankton sebagai makanan
ikan-ikan juga tercemar, kemudian zat methyl-mercury ini akan menumpuk dalam
tubuh ikan, dan manusia sebagai puncak dalam rantai makanan akan memiliki kandungan
zat methyl mercury terbanyak (Biomagnification).
Methyl-mercury dalam tubuh dalam
jumlah yang banyak akan menyebabkan gangguan pada system syaraf. Methyl-mercury
akan menyerang sel-sel syaraf. Proses ini bisa dijelaskan secara umum sebagai
berikut; sel syaraf yang terdiri dari Actin, Tubulin dan Neurofibril. Apabila
bagian ini diserang oleh methyl-mercury maka bagian actin dan tubulin akan
rusak dan menyusut, sehingga microfibril yang menyampaikan ransangan akan
terbuka, sehingga terjadilah gangguan mekanisme pada system syaraf. Akibat dari
terganggunya sel syaraf ini sangat fatal, dimana koordinasi otak dan anggota
tubuh lainnya menjadi tidak sejalan, setiap informasi yang disampaikan oleh
otak tidak akan pernah sampai secara utuh pada seluruh anggota tubuh. Hal ini
dapat dilihat pada tragedy Minamata dimana penderita susah untuk berbicara,
kelumpuhan, berjalan terhuyung-huyung, dan efek lainnya dari gangguan sysaraf.
Kurang lebih 17.000 orang dari
Kumamoto Perfecture dan Kagoshima Perfecture yang melapor kepada pemerintah
terkait dengan gejala dari Minamata Byō ini. Untuk total jumlah penderita
secara keseluruhan tidak dapat dilakukan, karena banyak dari mereka yang merasa
malu dan tidak melaporkan diri. Pemerintah Jepang dan Chisso memberikan kompensasi
pada penderita Minamata Byō, berupa; terapy, perawatan rumah sakit, dan
kompensasilainnya. Dari sekian banyak jumlah penderita Minamata Byō, banyak
dari mereka yang meninggal selama masa perawatan, sebelum perawatan dan kondisi
lainnya yang tidak dilaporkan.
Setelah kejadian ini, dalam
proses yang panjang, para korban yang terkena dampak mercury menuntut ke
pemerintahan dan Chisso sebagai sumber dari pencemaran ini. akhirnya pemerintah
dan Chisso menyediakan ganti rugi kepada para korban yang telah didata, dan
dilakukan perawatan dan rehabilitasi yang dibiayai oleh pemerintah Jepang dan
Chisso sendiri.
Pada tahun 1968, Chisso
menghentikan produksi asam asetatnya, seiring dengan hal itu kadar mercury yang
terkandung dalam tubuh ikan dan hewan invertebrata laut lainnya mulai
berkurang. Untuk mengantisipasi ikan yang telah terkontaminasi mercury,
pemerintah Jepang memasang jaring di teluk Minamata, supaya ikan-ikan dan hewan
invertebrata air lainnya tidak tersebar jauh.
Karena ikan-ikan yang mengandung
mercury membuat mata pencaharian para nelayan menjadi hilang. Hal ini
diantaisipasi oleh pemerintah dan Chisso, semua ikan-ikan yang di dalam jaring
di teluk Minamata ditangkap oleh para nelayan, selanjutnya ikan-ikan tersebut
akan dibeli oleh Chisso untuk dimusnahkan.
Kandungan merkuri yang terdapat
pada ikan-ikan dan invertebrata air telah berkurang, dan juga penangkapan
ikan-ikan yang mengandung merkuri, selanjutnya bagaimana dengan sedimentasi
merkuri pada dasar perairan. Pemerintah Daerah Kumamoto melakukan pengerukan di
teluk Minamata.
Sejak saat kejadian tragedi
minamata, para penduduk banyak mengambil pelajaran. Mereka tidak membuang
sampah pada sembarang tempat, tapi mereka memilah-milah dan mengelompokkan
sampah tersebut menjadi 20 kategori. Para korban dari Minamata byo, membagi
pengalaman mereka kepada anak-anak dengan datang ke sekolah-sekolah sehingga
generasi selanjutnya tahu dan bisa menjaga lingkungan dengan baik, supaya
tragedi Minamata tidak terulang kembali.
Pada saat ini, teluk minamata
sudah bersih dan bebas dari merkuri, seperti yang diinformasikan oleh
pemerintah daerah Kumamoto, bahkan teluk Minamata merupakan teluk yang
terbersih di prefecture Kumamoto. Area ini juga dijadikan sebagai Eco-tourism,
yang mengjarkan kita bagaimana hidup sehat dan menjaga lingkungan sehingga kita
dan anak cucu kita bisa hidup pada masa yang akan datang.
Dampak kasus
minamata
1. Pada lingkungan
Dampak kasus
minamata pada lingkungan yaitu mencemari perairan atau lautan diteluk minamata.
Dimana minamata adalah sebuah desa yang dikelilingi oleh lautan dan sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Merkuri mencemari perairan teluk
minamata yang menyebabkan semua biota yang ada diperairan itu terkontaminasi
dengan merkuri. Akibat pencemaran yang terjadi, timbul gejala-gejala aneh dan
abnormal pada hewan yang hidup di sekitar Teluk Minamata. Adapun gejala-gejala
tersebut yaitu :
1. Di Matageta,
gurita, bandeng laut mengambang dan dapat ditangkap dengan tangan
2. umput laut di
Teluk Minamata berubah menjadi putih dan mulai mengambang di permukaan
3. kerang, tiram,
kepah, siput, dll, banyak yang terbuka
4.
Ganggang hijau, agar-agar, laver
hijau, alaria dll memudar warnanya tercerabut dan mengambang. Jumlah
rumput laut menurun menjadi hanya 1/3 jumlah sebelumnya
Untuk biomaker
lingkungan bisa dilihat dengan uji laboratorium dari hewan-hewan yang
terkontaminasi oleh merkuri. Konsentrasi merkuri yang tinggi ditemukan pada
ikan dan kerang-kerangan yang berasal dari Teluk Minamata, dan menyebabkan Penyakit
Minamata pada tikus dan kucing percobaan. Mereka memiliki kandungan merkuri
antara 20-40 ppm
2. Dampaknya pada
manusia.
Dampak kasus minamata pada manusia adalah Metil merkuri
yang masuk ke tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat. Gejala awal
antara lain kaki dan tangan menjadi gemetar dan lemah, kelelahan, telinga
berdengung, kemampuan penglihatan melemah, kehilangan pendengaran, bicara cadel
dan gerakan menjadi tidak terkendali. Beberapa penderita berat penyakit
Minamata menjadi gila, tidak sadarkan diri dan meninggal setelah sebulan
menderita penyakit ini.
Penderita kronis penyakit ini mengalami gejala seperti
sakit kepala, sering kelelahan, kehilangan indera perasa dan penciuman, dan
menjadi pelupa. Meskipun gejala ini tidak terlihat jelas tetapi sangat
mengganggu kehidupan sehari-hari. Yang lebih parah adalah penderita congenital
yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya
yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang
mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk ke
tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam
kandungannya. Panyakit Minamata tidak dapat diobati, sehingga perawatan bagi
penderita hanya untuk mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik.
Disamping dampak kerusakan fisik, penderita Minamata juga mengalami
diskriminasi sosial dari masyarakat seperti dikucilkan, dilarang pergi tempat
umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup.
Biomaker pada manusia dapat diketahui
dengan melakukan uji laboratorium pada organ tubuh manusia misalnya rambut,
urin, dan darah. Level tertinggi dari merkuri yang dideteksi pada rambut
penderita penyakit Minamata adalah 705 ppm
Kadar merkuri yang besar juga dideteksi
pada air seni penderita Penyakit Minamata, berkisar antar 30-120 gamma per
hari. Merkuri akan meracuni manusia saat kadarnya melebihi kadar normal dalam
darah (sekitar 0,04 ppm).
Penanggulangan
Dalam kasus penyakit minamata,
penanggulangan yang bisa dilakukan yaitu :
1. Penutupan
polutan dari sumber-sumber
Berkenaan
dengan tanaman Chisso Minamata Co, Ltd, melalui penyelesaian sistem sirkulasi
yang sempurna pada tahun 1966, air limbah yang mengandung senyawa methylmercury
tidak pernah diberhentikan di luar pabrik pada prinsipnya, dan sumber polutan
itu dihilangkan melalui penghentian produksi asetaldehida pada tahun 1968. In
the Agano River basin the process of producing acetaldehyde had already closed
before Minamata Disease was discovered. Di basin Sungai Agano proses produksi
asetaldehida sudah ditutup sebelum penyakit Minamata ditemukan.
2. Pengendalian
limbah
Pada tahun
1969, drainase dari limbah pabrik yang mengandung methylmercury ke Teluk
Minamata regutated. Pada tahun 1970, Undang-Undang Pengendalian Pencemaran Air
diberlakukan, yang dipaksakan kontrol pembuangan limbah air di semua daerah di
Jepang, dalam hubungannya dengan zat-zat beracun, misalnya, merkuri dan
cadmium. Selanjutnya, konversi metode produksi soda menyarankan agar tanaman
yang mungkin pembuangan merkuri selain Showa Denko Chisso dan tanaman.
3. Pemulihan lingkungan
Karena cukup
methylmercury tetap konsentrasi di bawah endapan dari air yang terkait dengan
daerah-daerah bahkan setelah pelepasan dari senyawa methylmercury dihentikan, dalam
rangka untuk menghilangkan endapan dasar ini, 1974-1990, Prefektur Kumamoto
dilakukan untuk menangani proyek dengan sekitar 1.500.000 kubik meter dari
bawah sedimen dari Teluk Minamata yang mengandung merkuri lebih dari standar
penghapusan (25ppm dari total merkuri) dengan cara pengerukan dan TPA, dan
untuk membuat 58ha. TPA, dengan total biaya 48 miliar yen (dari jumlah total,
perusahaan yang bertanggung jawab menanggung 30.5 miliar yen). Pada tahun 1976,
Prefektur Niigata dilakukan pengerukan dasar sungai sedimen yang mengandung
merkuri lebih dari standar penghapusan drainase di sekitar outlet dari Showa
Denko tanaman oleh beban perusahaan yang bertanggung jawab.
0 komentar:
Post a Comment
BERKOMENTARLAH DENGAN BAIK DAN SOPAN!